Proses penantian itu terasa begitu lama. Janin yangterus bersamaku selama beberapa bulan ini semakin aktif bergerak. Entahlah... orang-orang bilang, pada kehamilan pertama, gerakan janin baru bisa dirasakan setelah 16 minggu. Kenapa aku merasakan gerakannya sejak usianya 10 minggu?

Hmm, mungkin sudah saatnya aku mencarikannya nama. Haruskah aku membeli buku? Aku rasa gak perlu, selain itu buku di Batam mahal:-) Buku nama hanya dipakai beberapa kali, lebih baik aku mencari melalui internet. Gratis kan? Tapi belum tau kan, laki-laki ato perempuan? Bagaimana kalo nama yang aku pilih salah. Cukup lama aku mencari nama, toh untuk mengajaknya berbicara harus punya nama panggilan kan?



Suatu siang, mataku tertumbuk pada satu nama, "AKIA", terdengar begitu indah di telingaku. Pas dengan artinya "first born" bisa digunakan untuk laki-laki ataupun perempuan. Mulai saat itu, janinku sudah memiliki nickname... AKIA

Kehamilanku pun semakin besar... Sudah memasuki minggu ke 38. Tapi nama untuk bayi kami belum didapat, selain Akia tentunya.

Hari itu, Selasa 21 September 2003
Dengan penuh semangat aku mencari nama yang cocok untuk calon anak kami. Namun bukan nama yang pertamaku cari, melainkan doa untuk anak kami. Toh, nama adalah doakan. Aku kurang setuju dengan Shakespeare dalam hal ini. Bagi kami, nama adalah doa orang tua untuk anaknya. Jadi harus sempurna, cukup baik namun tidak muluk, aku harap:-)

Siang hampir sore, aku rasa... Ketika dua buah rangkaian nama (laki-laki & perempuan) terasa pas didengar, dirasa dan dimakna. Saat itu juga, aku telpon suamiku. Rupanya beliau sedang sibuk. Nanti malam, katanya.

Begitu mas-ku pulang, langsungku tunjukkan nama pilihanku. Tanda setuju, kami berjabat tangan. Kami setuju dengan nama:
"Akia Kynatha Nadezda Haryono" yang berarti
anak pertama pasangan Haryono yang diharapkan menjadi pelindung yang memiliki sifat bijaksana dan selalu penuh dengan harapan

* * * * * * * * * *

Hari itu, Kamis 30 September 2004. Kami mau nadain syukuran aqiqahnya Kia. Pagi selesai mandi, aku perhatiin... Kok Kia lebih kuning dari biasanya ya? Emang udah 2 hari mendung dan berangin, jadi gak bisa jemur Kia. Semalem udah curiga sih... makanya gak bisa tidur, akhirnya malah browsing.

Ketemu sih, aku curiga yang dialami Kia itu ABO incompatibility:-( Golongan darahku O, Kia B. Makanya bisa kuning, karena bla... bla... bla...

Pagi-pagi, langsung ke dokter -aku berurai airmata tentunya, suamiku kalopun khawatir pasti gak ditunjukkan- Kia ambil darah! Kurang lebih 30 menit nunggu, hasilnya keluar. Bilirubin score nya 10,xx (lupa). dsa-nya bilang, nggak perlu disinar... tapi jangan lupa dijemur.

Belakangan aku tau, kalo score segithu biasanya sama dsa-nya disuruh sinar. Kebetulan kemarin itu, aku sempet nyeletuk, "Alhamdulillah masih ok. " Keliatannya sok tau ya, tapi aku berbekal informasi: untuk bayi berusia di atas 72jam, keputusan untuk fototerapi jika score bilirubin total-nya di atas 17mg/dL (sumber www.aap.com)

Anak temenku score-nya 10.xx langsung disinar... Hmm, betul juga ya... kita harus jadi pasien yang smart. Beberapa dokter terlalu sibuk untuk memberi penjelasan panjang-lebar.

Sorenya, syukuran aqiqah berjalan lancar. Namanya Kia di’paten’kan. Rambutnya dipotong sedikit, terus ditahnik. Tahnik ini harusnya menggunakan kurma, berhubung gak ada, jadi kita pake madu (semoga gak papa).

Gak tau sugesti aja, gak tau emang bener begitu… abis ditahnik, kia semakin pandai nyusu-nya… Lebih mantap.

* * * * * * * * * *