Cerita di balik nama Akia
Tuesday, October 12, 2004
Hmm, mungkin sudah saatnya aku mencarikannya nama. Haruskah aku membeli buku? Aku rasa gak perlu, selain itu buku di Batam mahal:-) Buku nama hanya dipakai beberapa kali, lebih baik aku mencari melalui internet. Gratis kan? Tapi belum tau kan, laki-laki ato perempuan? Bagaimana kalo nama yang aku pilih salah. Cukup lama aku mencari nama, toh untuk mengajaknya berbicara harus punya nama panggilan kan?
Suatu siang, mataku tertumbuk pada satu nama, "AKIA", terdengar begitu indah di telingaku. Pas dengan artinya "first born" bisa digunakan untuk laki-laki ataupun perempuan. Mulai saat itu, janinku sudah memiliki nickname... AKIA
Kehamilanku pun semakin besar... Sudah memasuki minggu ke 38. Tapi nama untuk bayi kami belum didapat, selain Akia tentunya.
Hari itu, Selasa 21 September 2003
Dengan penuh semangat aku mencari nama yang cocok untuk calon anak kami. Namun bukan nama yang pertamaku cari, melainkan doa untuk anak kami. Toh, nama adalah doakan. Aku kurang setuju dengan Shakespeare dalam hal ini. Bagi kami, nama adalah doa orang tua untuk anaknya. Jadi harus sempurna, cukup baik namun tidak muluk, aku harap:-)
Siang hampir sore, aku rasa... Ketika dua buah rangkaian nama (laki-laki & perempuan) terasa pas didengar, dirasa dan dimakna. Saat itu juga, aku telpon suamiku. Rupanya beliau sedang sibuk. Nanti malam, katanya.
Begitu mas-ku pulang, langsungku tunjukkan nama pilihanku. Tanda setuju, kami berjabat tangan. Kami setuju dengan nama:
"Akia Kynatha Nadezda Haryono" yang berarti
anak pertama pasangan Haryono yang diharapkan menjadi pelindung yang memiliki sifat bijaksana dan selalu penuh dengan harapan